Bakal Utama Berhaji

Ustadz, setelah 23 tahun lebih saya menabung dan menunggu giliran untuk bisa pergi haji, insya Allah tahun ini saya akan berangkat haji. Saya berharap agar haji saya yang mungkin hanya sekali seumur hidup ini mendapatkan kemabruran dari Allah SWT dan tidak melakukan pelanggaran yang merusak kesempurnaan ibadah saya.

Pertanyaan saya, bekal apakah yang harus saya persiapkan sebagai tamu Allah agar bisa menjadi tamu yang diterima oleh Sang Pemilik Baitullah dan mendapatkan haji yang mabrur? Terima kasih.

(Zaenab, Bekasi)

Jawaban :

Haji yang mabrur itu tidak ada balasannya kecuali Surga.” (HR Bukhari) .

Surga itu sangat istimewa dan mahal sekali, maka untuk mendapatkannya pun harus dengan cara dan proses yang tidak semudah melakukan perjalanan wisata keliling dunia sekalipun. Haji mabrur yang balasannya adalah surga membutuhkan perbekalan yang bukan bekal biasa. Pertama, adalah bekal takwa. Perjalanan haji adalah perjalanan menjumpai Allah di bait-Nya dan sebaik-baik bekal menjumpai Allah adalah bekal takwa (membuat dinding pemisah antara diri kita dan azab Allah).

Allah berfirman, “( Musim ) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” ( QS al-Baqarah [2] : 197 ).

Kedua adalah harta dan kendaraan yang halal. Bekal penting selanjutnya adalah harta yang halal, harta yang tidak bercampur dengan yang haram dan tidak pula mengandung syubhat ( samar antara halal dan haram ). Allah hanya mengabulkan ibadah yang dijalani dengan proses dan bekal yang halal, demikian pula dengan ibadah haji. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, jika seseorang naik haji dengan biaya dari hartanya yang halal, maka akan ada penyeru yang berseru dari langit, “Bekalmu halal dan kendaraanmu halal, maka hajimu pun mabrur.

Namun, jika dia berangkat haji dari harta yang haram, maka penyeru tadi akan berseru, “La labbaika wala sa’daika. Bekalmu haram dan nafkahmu haram, maka hajimu tertolak, tidak mendapat ganjaran,” atau dengan seruan yang semakna. Wallahu a’lam bish shawab. ■

Sumber : Konsultasi Agama, Republika, Kamis, 29 September 2011/1 Dzulqaidah 1432

Posted in KLIPING MEDIA | Leave a comment

Ingin Jadi Haji Mabrur

(Sumber : Konsultasi AgamaRepublika, Jumat, 30 September  2011/2 Dzulqaidah 1432 H)

Tanya:

Ustadz, tahun ini adalah yang kedua kalinya saya berhaji. Sejujurnya saya merasa kurang puas dengan kesempurnaan haji saya yang pertama. Waktu itu, ilmu manasik haji saya sangat minim. Sekarang saya sadar dan bertekad untuk menyempurnakannya. Saya ingin menjadi haji mabrur. Bagaimana caranya Ustadz?

(Asep, Sukabumi)

Jawaban :

Haji adalah salah satu jenis ibadah yang sangat agung di hadapan Allah SWT. Karenanya, Allah menjanjikan balasan surga kepada yang sukses menjalankannya ( mabrur ). Tentang haji mabrur, Ibnu Abdil Barr pernah berkata dalam kitabnya At-Tamhid: “Adapun haji mabrur adalah haji yang tidak bercampur dengan riya ( pamer kebaikan ) dan sum’ah(pencitraan diri), tidak pula bertutur kata seronok dan tidak berbuat fasik ( dosa besar ), serta berbekal dengan harta yang halal.”

Kewajiban berhaji hanya sekali seumur hidup. Setelah haji yang pertama, maka haji yang kedua merupakan ibadah sunah. Jika berniat menyempurnakan ibadah haji yang lalu, maka ada beberapa saran saya yang sebaiknya Anda lakukan.

1. Memohon ampunlah kepada Allah atas dosa-dosa dan kekeliruan Anda di haji yang pertama.

2. Syarat diterimanya sebuah ibadah adalah ikhlas dan ittiba’ (mencontoh Rasulullah SAW). Karenanya, sebelum berangkat dalami ilmu, terutama ilmu tauhid dan bab haji.

3. Gunakan harta dan perbekalan yang halal untuk berhaji karena Allah SWT itu baik dan hanya menerima dari yang baik saja. Jauhi harta haram dan yang bercampur syubhat (samar).

4. Sejak saat ini, tinggalkan syirik dan mistik serta perkara bid’ah (mengada-ada dalam syariat ). Jauhi maksiat sekecil apa pun dan perbanyak ibadah sunah. Di Tanah Suci saat berihram, berjuanglah sekuat tenaga untuk melakukan berbagai ketaatan, jauhi perkataan seronok ( rafats ), jauhi berbantah-bantahan ( jidal ), hindari perilaku dosa besar ( fusuq ).

Kemabruran seseorang sebenarnya sudah dapat dilihat dan dirasakan dari kesungguhannya menunaikan ibadah dan ketaatan saat berada di Tanah Suci. Namun, yang paling nampak adalah perubahan signifikan dalam ketaatan dan ibadah sekembalinya ke Tanah Air. Wallahu a’lam bish shawab.■

Posted in TANYA-JAWAB | Leave a comment

Tadabbur Al-Qur’an di Mega Mendung

Tanggal 19 April 2009, jama’ah haji Al Mabrur kembali mengadakan pengajian rutin. Kali ini pengajian dilaksanakan di luar kota, tepatnya di Pesantren Ar Rachman Quranic Collage, yang dipimpin oleh Ustadz H. Bachtiar Nasir LC. Lokasi pesantren ini terletak di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Inti pengajian yang disampaikan oleh Ustadz adalah kita diajak untuk mentadabburi Al Qur’an dengan pendekatan alam. Mengapa hal ini menjadi inti pengajian, karena alam semesta dapat dikatakan alam semesta pada dasarnya sangat bersesuaian dengan apa yang tertulis di dalam Al Qur’an, dalam arti bahwa Al Qur’an adalah ayat-ayat yang tertulis, sementara alam semesta adalah ayat-ayat dari Allah yang tidak tertulis, yang jika digali secara mendalam. Sebagaimana Surat Ali Imran ayat 190 – 191 :

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) “Yaa Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.

Allah menciptakan alam semesta ini sangat bertautan dengan ayat-ayat yang tertulis di dalam Al Qur’an, dan oleh sebab itu kita diajak untuk lebih dekat dengan Allah dengan mengetahui dan memperhatikan perbuatan Allah, dalam hal ini Allah dapat dikatakan menyayangi, mencintai, memberikan pelajaran, sedang marah atau sedang memuliakan makhluknya, dapat dilihat dari apa yang diperbuatnya.

Suatu peristiwa kemungkinan akan menjadi satu kesatuan dari kelima hal tersebut di atas, dan atau dapat terpisah-pisah sesuai dengan kehendaknya. Sebagai contoh, gunung akan meletus ditandai dengan adanya gempa bumi, peningkatan suhu mata air atau bahkan mata air menjadi berhenti, adalah suatu pembelajaran agar manusia segera menghindar dari mara bahaya, di lain sisi meletusnya gunung dapat dianggap bahwa Allah sedang marah, dan pada akhirnya, lahar yang keluar menjadikan suburnya tanah sebagai rahmat dari Allah.

Posted in AKTIVITAS | Leave a comment

Umat Banjiri Syiar Kemerdekaan Tadabbur Al-Quran

(Jurnas.com – Sun, 14 Aug 2011)
Jurnas.com | RIBUAN muslimin dan muslimat menghadiri acara Syiar Kemerdekaan Gerakan Nasional Tadabbur Quran bertema “Merdekakan Bangsa dengan Akhlaq Al Quran” di Mesjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (14/8).
Acara yang digelar lembaga Ar-Rahman Quranic Learning Centre (AQL) selama satu hari bertujuan untuk menginpirasi dan memandu umat muslim menuju bangsa dan generasi yang cerdas.”Nikmat kemerdekaan yang Allah Ta’ala berikan tentunya harus disyukuri salah satunya dengan menjadikan bangsa yang berdaulat dalam menebarkan rahmat dan kasih Allah SWT berupa penegakan nilai-nilai universal Al-Quran,” kata Pimpinan Pusat AQL, Bachtiar Nasir.

Menurutnya Pemerintah Indonesia telah mencanangkan gerakan pemberantasan buta Alquran agar maknanya dapat dipahami sehingga umat dapat menghayati dan merenungi Al-Quran untuk diamalkan secara nyata dalam kehidupan.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan gerakan pemberantasan buta Al-Quran di seluruh Indonesia dan menegaskan bahwa kitab suci umat Islam tersebut merupakan sumber pembangunan peradaban,” kata Bachtiar Nasir.

Ia mengatakan kegiatan ini memiliki tujuan untuk menginspirasi umat agar berinteraksi dengan pendekatan penghayatan (tadabbur) Al-Quran, mengajak umat muslim keluar dari buta maknanya, serta berdakwah kepada umat agar mengamalkan makna dan ajaran Al-Quran.

Syiar kemerdekaan yang digelar mulai pukul 9.30 Wib hingga pukul 17.00 Wib menghadirkan sejumlah Ustad kondang yaitu Ustad Bachtiar Nasir, Ustad Jeffri Al Buchori, Ustad Yusuf Mansyur, Ustad Habiburrahman Al Shirazy serta motivator Indonesia, Mario Teguh.

Penulis: Musdalifah Fachri
Posted in KLIPING MEDIA | Leave a comment

Memaknai Al Qur’an dengan Metode Tadabbur Banyak Ditinggalkan

(Faris Alfa Mauludy – detikRamadan – Senin/15/08/2011)

Jakarta – Tadabbur atau metode perenungan dan pencermatan ayat-ayat Al Qur’an agar memperoleh kepahaman mulai banyak ditinggalkan. Padahal bila dilakukan, seseorang akan dapat merasakan bukti dan mukjizat bahwa Al Qur’an sungguh-sungguh berasal dari Allah SWT.

Seperti yang disampaikan pimpinan pusat Ar-Rahman Quranic Learning Center (AQL), Ustadz Bachtiar Nasir, tadabbur adalah metode yang disebutkan dalam Al Qur’an dan merupakan cara yang paling disukai. Namun sayangnya pendekatan ini terabaikan.

“Dengan metode tadabbur ini bisa mengajak umat keluar dari buta makna Al Qur’an, dan berdakwah kepada umat agar berquran secara fungsional disamping memperindah pola Al Quran secara ritual,” kata Ustadz Bachtiar saat membuka peluncuran Gerakan Nasional Tadabbur Al Qur’an (GENTA) di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (14/8/2011).

Menurutnya, berquran yang fungsional adalah memahami dan menaati setiap perintah dan larangan yang ditetapkan Al Qur’an dan sunah. Menghalalkan dan mengharamkan Al Qur’an dalam kehidupan, serta menjadikan Al Qur’an sebagai sumber pembangunan peradaban.

Untuk itulah, Ustadz Bachtiar meluncurkan gerakan tersebut. Tujuannya untuk menginspirasi umat agar berinteraksi dengan pendekatan ‘Tadabbur Qur’an’.

GENTA sendiri akan melakukan kegiatan sosialisasi atau roadshow metodologi ‘Tadabbur Qur’an’ dan menerbitkan buku dan sarana multimedia lainnya. Selain itu, gerakan tersebut akan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan , serta bekerjasama dengan segenap elemen untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

“Fakta adalah yang disebutkan dalam Al Qur’an, bukan yang kita lihat. Dan mulai hari ini berinteraksilah dengan cara yang disukai Al-Quran” tutupnya.

( feb / feb )

Posted in KLIPING MEDIA | Leave a comment

“Ibarat Laut, Selami Al Quran ‘Tuk Dapat Mutiaranya”

(Sumber: http://www.ydsf.org – Yayasan Dana Sosial al Falah/YDSF

Tingginya angka buta aksara Al-Qur’an, rendahnya keinginan memiliki al-Qur’an terjemah, apalagi buku-buku tafsir, membaca tanpa memahami, menghafal miskin penghayatan, menjadikan ayat sebagi jimat, memandang Al-Qurán hanya sebagai bacaan biasa, tadarus sekedar untuk khatam/tamat dan mendapatkan pahala adalah pemandangan umum masyarakat Indonesia. Hal itu semakin diperparah lagi oleh perilaku agamawannya yang tidak sungguh-sungguh dalam mendakwahkan Al Qurán. Atas dasar itulah, Bachtiar Nasir, Lc mendirikan Ar Rahman Quranic Learning (AQL) Center Jakarta. Di antara programnya adalah Gerakan Nasional Tadabbur Qur’an (GNTQ), baik segmen umum maupun remaja. Berikut ini petikan penjelasan pria alumnus Ponpes Gontor ini tentang pentingnya tadabbur Al Quran saat menghadiri Milad ke-24 YDSF Maret 2011 lalu:

Mengapa kita harus tadabbur Al Quran?
Saya menemukan data sekitar 12 % saja dari umat Islam yang punya Al Quran terjemahan. Enam bulan lalu di sebuah kotamadya yang tergolong relijius juga menunjukkan data yang tidak jauh beda. Saya baru mengetahuinya ketika ada MTQ Nasional diadakan di sana saat itu.

Inilah yang dikuatirkan Rasulullah Muhammd saw. bahwa umatnya tidak mengacuhkan atau tidak mempedulikan Al Quran. Allah mengabarkan dalam surat , “Berkatalah Rasul, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang diabaikan.’”

Diabaikan dalam terjemahan ayat di atas berbunyi mahjuro. Makna dari tidak mempedulikan Al Quran (hajrul quran) antara lain tidak sungguh-sungguh membaca dan mendalami (tadabbur) Al Quran. Kebanyakan kita ketika berinteraksi atau bergaul dengan Al Quran ada empat pola:
Dibaca kalau sempat
– Dipelajari (tadabbur) kalau lagi mood
– Dihayati kalau kena musibah
– Diamalkan kalau menguntungkan

Bagaimana cara tadabur Al Quran?
Cara tadabbur Al Quran telah diajarkan Rasulullah saw. sebagaimana termaktub dalam doa beliau sesudah membaca Al Quran. Doanya berbunyi Allohummarhamni bil qur-an waj’alhu li imaman wa nuron wa hudan wa rohmah. Allohumma dzakkirni minhu ma nasitu wa ‘allimni minhu ma jahiltu warzuqni tilawatahu ana-al-laili wa ana-an nahar waj’alhu li hujjatan ya rabbal ‘alamina
‘Ya Allah, curahkanlah rahmat kepadaku dengan Al Quran, jadikanlah ia bagiku imam (pemimpin), cahaya, petunjuk, & rahmat. Ya Allah, ingatkanlah apa yang telah aku lupa dan ajarkan kepadaku apa yang tidak aku ketahui darinya, anugerahkanlah padaku kesempatan membacanya pada tengah malam dan siang, jadikanlah ia hujjah (argumentasi) yang kuat bagiku, wahai Tuhan seru sekalian alam.’

Maka tadabbur Al Quran yang afdol itu di tengah siang saat pikiran sedang kuat. Dan di tengah malam ketika suasana hening dan pikiran sedang tenang. Tengah siang dan tengah malam itu ibarat tayangan tv ibarat prime time (sambil tersenyum). Jadi jangan mentadabburi Al Quran dalam waktu sisa dan tenaga sisa.

Curhatlah dengan Allah melalui Al Quran. Ikuti adab-adab membaca Al Quran. Kalu ingin sungguh-sungguh blajar Al Quran, cari guru yang barakatul ustdaz (guru cari barakah) bukan cari uang. Cari guru yang berkah, bukan komersil. Tapi kalau ingin menghormati mereka, hargailah yang terbaik.

Ada infomasi menarik dari seorang peneliti LIPI. Ternyata, jika ingin memahami ruang angkasa secara tepat, NASA (badan antariksa AS) selalu mencari informasi dari Al Quran. Ada sejumlah keterangan ilmiah dalam Al Quran yang baru terbukti saat ini. Misalnya penggunaan kata istawa dan mi’raj (dalam isra mi’raj). Setelah menceritakan proses penciptaan alam semesta, Allah swt. naik (istawa) ke langit lalu bersemayam di Arsy yang Agung. Sedang bagi Rasululah saw, Al Quran menggunakan kata mi’raj untuk menuju langit hingga ke Sidratul Muntaha. Kalau istawa bermakna naik secara tegak lurus vertikal ke atas. Sedang mi’raj berarti naik secara diagonal, tidak vertikal tegak.

Berdasar penelitian dan kemudian digunakan dalam peluncuran pesawat ulang alik kedua teknik terbang ini punya ciri tertentu. Ternyata gaya vertikal dianggap terlalu berat karena gaya gravitasi bumi dan akan menimbulkan bergesekan dengan atmosfer yang berakibat fatal bagi pesawat. Karena itu, setelah ketinggian tertentu pesawat harus miring dengan jarak tertentu melewati secara bertingkat di beberapa jalur lapisan atmosfer hingga masuk ruang hampa di orbit bumi. Jalur inilah yang paling minimal gesekannya yang oleh ilmuwan disebut Milky Way.

Selain itu, pakar pendidikan saat ini mengajurkan untuk melatih anak-anak kita dengan dua keterampilan dasar sebelum keterampilan yang lain: speed reading (membaca cepat) dan brain mapping (pemetaan/analisis). Dua skill ini dasar dari pengembangan kecerdasan tahap lanjut. Nyatanya, dua skill ini bisa dilatih dari menghafal Al Quran. Speed reading dilatih dari membacanya, sedang brain mapping dilatih dari memetakan ayat dan halaman (lembaran) Al Quran ketika membaca hafalan.

Para pakar menemukan bahwa sel-sel otak kita seperti diaktifkan kembali ketika kita membaca Al Quran secara hafalan. Ibarat memory computer, sel-sel otak kita kembali aktif dan akan semakin bertambah memory-nya sehingga menambah performa otak.

Di sebagian masyarakat ada yang beragumen cukup membaca surat Al Ikhlas tiga kali sudah mencukupi kerena adanya dalil bahwa surat Al Ikhlash ibarat sepertiga Al Quran. Bagaimana pendapat Anda?
Kita harus bijaksana dan sabar jika bergaul dengan masyarakat seperti ini. Yang perlu kita lakukan adalah seperti firman Allah dalam surat Al A’raf 58. Artinya, “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”

Hati dan pikiran manusia ibarat tanah. Agar tanah itu subur maka kita harus menyiram, mencangkul, dan memberi pupuk. Upaya-upaya ini perumpamaan bagi kita untuk mengajak mereka mengaji lagi, berdiskusi, tukar pikiran, dan pupuknya adalah doa. Karena kalau ingin mendapatkan mutiara, kita harus selami kedalaman Al Quran. Semakin ke dalam, akan semakin banyak mutiara dengan berbagai ragamnya. Kalau cuma berdiri di tepi laut, mana bisa dapat mutiara.

Beberapa orang mengakui semakin mereka mempelajari Al Quran, minimal terjemahannya, insya Allah makin banyak hikmah yang terkandung. Kita tak akan pernah puas jika terus mentadabburi Al Quran. Tadabbur Al Quran itu memperhatikan hal-hal di balik kata. Memperhatikan ayat-ayat dengan mata lahir dan mata batin sekaligus, dari awal hingga akhir secara berulang-ulang hingga menemukan tujuan terjauh (tujuan diturunkannya Al Quran, Red.).

Tadabbur itu ibarat orang mencari-cari informasi. Padahal kita sekarang ini tiap hari sibuk mencari informasi. Ya baca koran, baca SMS, buka email, dll. Maka, bukalah hati dengan tadabbur Al Quran. Allah mengingatkan kita, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan (tadabbur) Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad 24)

Apa saja mutiara Al Quran itu?
Al Quran itu keberkahan (QS. Al An’am 92), petunjuk (QS. Al Baqarah 185), cahaya (QS. An Nisa 174), obat & rahmat (QS. Al Isra 82), dan pembeda benar salah (QS. Al Furqan 1). Jika ingin mendapatkan semua mutiara itu, ya dengan tadabbur.

Ada orang yang dianggap paham/hafal sebagian atau seluruh Al Quran tapi perilakunya tidak mencerminkan ayat yang dia hafal. Apa yang salah?
Hati manusia itu ibarat perangkat komputer. Sedang Al Quran seperti program atau software-nya. Sedangkan mentadabburi Al Quran itu seperti proses meng-install software. Al Quran itu masih data mentah. Begitu berhasil di-install, maka komputer itu akan menjalankan software itu. Jika seseorang hafal atau membaca Al Quran tapi kelakuannya tidak sesuai Al Quran, maka dia belum berhasil meng-install data mentah itu.{}

Posted in KLIPING MEDIA | Leave a comment

Puncak Berhaji dan Doa Terbaik

(Sumber : Konsultasi Agama, Republika, Selasa, 4 Oktober  2011 / 6 Dzulqaidah 1432 H)

Ustadz, saya sedang berusaha mempelajari dan mendalami ilmu tentang manasik haji agar haji saya tidak sia-sia. Ada yang bilang bahwa puncak haji itu adalah ketika kita sedang wukuf di Arafah, apa dalilnya Ustadz ? Lalu, doa apa yang paling bagus kita baca saat puncak haji di Arafah itu? Terima kasih.

(Reza K, Yogyakarta)

Jawaban :

Benar bahwa inti atau puncak berhaji adalah wukuf di Arafah. Dari  Bukair bin ‘Atho` dari Abdur Rahman bin Ya’mar, ia berkata, “Saya menyaksikan Rasulullah SAW didatangi manusia kemudian bertanya kepadanya mengenai haji, lalu Rasulullah bersabda: ‘Inti Haji adalah wukuf di Arafah, barang siapa yang mendapatkan malam Arafah sebelum terbit fajar, maka hajinya telah sempurna’.” ( HR Tirmizi ).

Ibadah wukuf di Arafah tidak dapat digantikan dengan dam. Oleh karena itu, barang siapa berhaji lalu tidak atau batal menunaikan wukuf di Arafah, ia harus mengulangi kembali hajinya pada tahun mendatang dan menjadi batallah seluruh hajinya. Dalam redaksi yang lebih terperinci Imam Tirmizi meriwayatkan, dari Bukair bin ‘Atho`, ia berkata: “Saya pernah mendengar Abdur Rahman bin Ya’mar Ad Dili, ia berkata: ‘Saya menyaksikan Nabi  di Arafah didatangi orang-orang dari Najed, kemudian mereka memerintahkan seseorang untuk bertanya, lalu orang tersebut bertanya kepadanya mengenai haji. Lalu beliau bersabda, ‘Inti haji adalah wukuf di Arafah, barang siapa yang datang pada malam tanggal 9 Dzulhijjah sebelum shalat Subuh, maka sungguh ia telah mendapatkan hajinya. Hari-hari di Mina adalah tiga hari, barang siapa yang menyegerakan pada dua hari, maka tidak ada dosa baginya dan barang siapa yang menunda, maka tidak ada dosa baginya’.” Kemudian, beliau memboncengkan seseorang dan dia mulai mengumumkan hal tersebut di antara manusia. ( HR Tirmizi ).

Waktu yang paling baik untuk berdoa adalah pada hari Arafah dan sebaik-baik doa adalah membaca kalimat ikhlas ( kalimat pemurnian tauhid ). Dari ‘Amru bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya, bahwasanya Nabi bersabda, “Sebaik-baiknya doa adalah doa hari Arafah dan sebaik-baik doa yang aku dan nabi-nabi sebelumku selalu lafalkan adalah, ‘Laailaaha illallaah wahdahuu laa syariikalah lahulmulk wa lahulhamd yuhyi wa yumit wa huwa ‘ala kulli syaiin qadiir’ ( tiada sesembahan yang hak selain Allah, Dialah satu-satunya ( sesembahan ) yang tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah semua kerajaan dan kekuasaan dan milik-Nya pula segala puja dan puji dan Dia atas segala sesuatu Yang Maha Berkuasa.” ( HR Tirmizi ).

Gunakanlah waktu wukuf di Arafah dengan sebaik-baiknya. Pada kesempatan yang  singkat itu, perbanyak pula memohon ampunan atas dosa-dosa serta keselamatan dan kebahagiaan di akhirat kelak. Wallahu a’lam bish shawab.■

 

Posted in KLIPING MEDIA | Leave a comment

Tempat Mustajab Berdoa Saat Berhaji

(Sumber : Konsultasi Agama, Republika, Rabu, 5 Oktober  2011 / 7 Dzulqaidah 1432 H)

Ustadz, saya takut haji saya tercemari oleh kesalahan, bid’ah, dan kesyirikan akibat kebodohan saya. Saya juga ingin agar doa-doa saya terkabul selama saya di Tanah Suci.

Mohon saya diberi tahu tempat-tempat mustajabnya doa agar dikabulkan Allah SWT karena banyak keinginan dan titipan doa dari kerabat saya. Ustadz, doa-doa apa saja yang paling bagus dan prioritas untuk saya minta di tempat mustajab saat berhaji nanti?

(Sumadi – Cirebon)

Jawaban :

“Dan ( ingatlah ), ketika Kami menjadikan rumah itu ( Baitullah ) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, ‘Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk, dan yang sujud’.” ( QS. al-Baqarah [2] : 125 ).

Pada hakikatnya kesuluruhan lokasi Tanah Suci,  Makkah dan Madinah serta wilayah manasik haji, adalah area yang diagungkan oleh Allah untuk hamba-hamba-Nya yang beriman, tempat dilipatgandakannya balasan ketaatan dan begitu pula kejahatan.

Baitullah dan sekitarnya adalah tempat yang aman untuk beribadah dan mustajab dikabulkannya doa-doa, di dalamnya juga ada maqam Ibrahim ( tempat berpijaknya Nabi Ibrahim as saat membangun Ka’bah ) yang sebagian tempat di belakangnya Allah jadikan sebagai tempat shalat  ( mushalla ) sekaligus sebagai tempat terkabulnya doa-doa, demikian halnya ketika meminum air zam-zam, akan menjadi saat yang tepat dan menjadi tempat yang tepat pula untuk berdoa di dekat sumur zam-zam.

Berdoa di antara dua rukun ( Yamani dan Hajar Aswad ) dan juga berdoa saat mencium Hajar Aswad, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Batu ini ( Hajar Aswad ) sungguh akan datang pada hari kiamat, ia mempunyai dua mata untuk melihat dan lidah untuk berbicara serta bersaksi atas orang yang mengusap ( atau menciumnya ) dengan benar.” (HR Ibnu Majah).

Berdoa di Bukit Safa dan Marwah juga mustajab sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim, begitu pula berdoa di Arafah, Muzdalifah, Masy’aril Haram, Jamarat, dan di Mina, serta tak lupa saat berada di Raudhah, Masjid Nabawi dan secara keseluruhan doa seorang musafir yang dalam perjalanan ibadah maka semua tempat akan menjadi tempat yang mustajab bagi mereka.

Perbanyaklah zikir dan doa selama dalam perjalanan ibadah haji dari pergi hingga kembali dan di manapun berada. Wallahu a’lam bis shawab.

 

Posted in KLIPING MEDIA | Leave a comment

Syiar Malam 1000 Bulan 2011

Posted in AKTIVITAS | Leave a comment

Hukum Haji Banci

(Sumber : Konsultasi Agama, Republika, Sabtu, 8 Oktober 2011/10 Dzulqaidah 1432 H)

Tanya:

Jika seorang banci pergi haji ke Baitullah, bagaimanakah pakaian ihramnya ? Dalam segala kegiatan hajinya nanti di Tanah Suci apakah ikut kelompok perempuan atau laki-laki, atau ada pengecualian dalam beberapa kegiatan ibadahnya, Ustadz ?

(Maryam, Depok)

Jawaban :

Dalam bahasa Arab, banci disebut khuntsa, yaitu orang yang tidak sepenuhnya laki-laki dan tidak juga perempuan, atau orang yang mempunyai apa yang dipunyai laki-laki dan yang dipunyai perempuan. Adapun mukhannats adalah seorang laki-laki yang menyerupai perempuan dalam hal kelemah-lembutan, cara berbicara, cara melihat, dan gerak gemulainya.  Ada dua macam mukhannats, pertama, orang yang terlahir seperti perempuan, maka dia tidak berdosa. Kedua, orang yang tidak terlahir demikian, tetapi dia menyerupai perempuan dalam gerakan dan cara berbicaranya.

Jadi, mukhannats ini sesungguhnya adalah lelaki, berbeda dengan khuntsa. Mereka ini tetap dihukumi sebagai laki-laki dalam semua aspek ibadahnya, termasuk dalam berhaji.

Dalam hal ini, khuntsa juga terbagi dua. Pertama, khuntsa ghoiru musykil, yaitu waria yang mudah dikenali jenis kelaminnya, baik melalui tanda-tandanya setelah baligh/dewasa dengan melihat perubahan pada organ-organ tubuhnya maupun pada tempat keluar air seninya apabila dia masih anak-anak.

Jika yang dominan tampak dalam dirinya adalah tanda-tanda kelelakian, maka dihukumi sebagai laki-laki kepadanya. Kedua, khuntsa musykil ( waria yang sulit dikenali jenis kelaminnya ).

Mengenai khuntsa musykil ini, jumhur atau mayoritas ulama berpendapat, mereka disamakan dengan perempuan dalam hal syarat wajib haji, memakai pakaian berjahit, mendekati rumah Allah, berlari kecil ketika thawaf, menyingkapkan muka, berlari kecil ketika sai, wukuf, dan dia tidak boleh berhaji kecuali bersama muhrim, juga tidak boleh bersama jamaah laki-laki saja atau perempuan saja kecuali kalau mereka adalah muhrimnya. Wallahu a’lam bish shawab. ■

 

Posted in TANYA-JAWAB | Leave a comment